sajak subuh hari

subuh hari di tanggal 2 februari
aku masih nyaman membuka mata lebar2
mencari kesibukan
pikiran melayang layaknya  layang2 disuatu hari yang cerah .
terkadang terhembus angin .
membawanya jauh melanglang tinggi kelangit .
seperti hal sekarang .
aku melayang kesuatu sudut langit.
menyergap bayangan lembut disamping awan.
dia terduduk diderainya sinar mentari.
kusapa ia . kupeluk dan kekecup pipinya.
dia bercerita bahwa aku harus seperti dirinya.
menjadi bijak dan santun dalam bertutur.
pantang terisak walau derita tak kunjung habis.
namun apalah aku .
sebisa dayaku melakukannya tapi tak jua mencapai hasil.
aku hanya sesosok rasa yang lapuk .
sekali diraba akan penyok .
tak bisa seperti sinar mentari
yang selalu tak pernah mau kalah dengan mendung.
tapi aku punya hal berbeda.
selemah lemahnya aku hidup berisakan tangis
tapi tak pernah mau membuat orang sengsara.
derita itu kekacauan .
menghidupkan keribetan dan kerepotan.
tak khayal semua orang ogah berhdapan dengannya.
maka dari itu tak ada sesuatupun didalam batinnku melebur derita dekat orang2 disekitarku.
pun suatu saat mereka tak seperti yang kubayangkan
akan kuingat sebaris kalimat tutur santun dan bijak dari pendahuluku yang kucinta
bahwa aku tak boleh menjadi seperti mereka
apapun yang akan terjadi .

Comments

Popular posts from this blog

insom melulu

efek PMS (1)